Senin, 29 September 2008

Membaca Hermawan

Untuk mengasah dan mengingat-ingat kembali Marketing, maka saya mencoba untuk "membaca Hermawan" yang kolomnya muncul di Kompas Cetak dan memberikan pendapat-pendapat saya pribadi.

Kamis, 18 September 2008

Benarkah Kematian adalah Akhir Eksistensi?

Kematian adalah keniscayaan. Tetapi apakah kematian adalah sebuah hak?

Kembali ke titik awal. Hidup adalah sebuah eksistensi. Maka banyak yang memperjuangkan kehidupan supaya tetap hadir dan berada.

Ketika kehadiran itu sudah kehilangan raison d'etre sebagai sebuah alasan kehadiran menjadi kabur seperti rasa sakit, kehilangan harapan, kesulitan ekonomi, atas nama cinta yang lebih luhur daripada nyawa, apakah eksistensi itu masih perlu.

Baiklah, seandainya diputuskan bahwa mati adalah solusi, mengakhiri sebuah eksistensi. Keputusan telah dibuat.

Apakah kita masih hadir? Apakah hutang-hutang dan dosa-dosa kita terhapuskan? Apakah legacy kita ikut musnah? Tidakkah "keterkenalan" kita entah itu famous atau notorius juga hilang?

Ya, secara fisik, eksitensi kita selesai. Tetapi jiwa, hati, roh, sikap, perbuatan....

akankah ber-reinkarnasi......?

mungkin kita meninggalkan sikap-sikap dan filosofi kepada anak-anak?
"seperti teh dalam gelas yang jatuh ke lantai...... berserak... toh dia tetap teh.. yang kalau dikumpulkan kembali dalam suatu gelas....dia masih merupakan teh......"
demikian sikap-sikap, roh, filosofi, kultur.

Jadi siapakah yang memiliki eksistensi?

Rabu, 03 September 2008

Life is living love.

Pada suatu kala,
dimana para batu tertumpuk,
terserak di mana saja.

Tas ransel penuh dengan bekal,
berat,
bukan menambah aman,
tapi menambah pikulan.

Pikiran mencoba menata,
karna penuh,
manajemen inspirasi menjadi kata,
yang diam,
tak berkata.

Seperti sebuah game,
kita tidak diberi jeda,
tapi level bertambah.

Konsentrasi.
Fokus.

Tak terpikir yang lain,
otomatis
terbengkalai.

Sebuah game,
yang memberi rintangan,
tidak peduli,
jari cuma sepuluh.

Badan ikut kanan kiri,
pikir bisa mengubah game pad.

Cape deh.

So, lentera jiwa seperti apa.

Mengapa mau?

Kita bekerja untuk apa?
Bersusah menghadapi game ini buat apa?
Kejenuhan ini untuk siapa?

Hidup adalah untuk menghidupi cinta.

Bila waktu telah tiba,
Aku bertanya:

apa yang kau katakan
di detik terakhir?

Bila saja,
aku kaya.
aku terkenal.

Apa yang ku kata?

Kenistaan?
Jabatan?
Achieving life?