Jumat, 06 Januari 2023
Selasa, 14 November 2017
Sabtu, 19 September 2009
detikcom : Tak Ada Kegentingan, Perpu Plt Sementara KPK Tak Perlu Diterbitkan
title : Tak Ada Kegentingan, Perpu Plt Sementara KPK Tak Perlu Diterbitkan
summary : Perpu PLT KPK dinilai belum perlu dikeluarkan. Hal mendesak yang perlu diintervensi Presiden SBY adalah menghentikan penyidikan Polri terhadap Chandra dan Bibit. Demikian pendapat Eryanto Nugroho dari PSHK. (read more)
summary : Perpu PLT KPK dinilai belum perlu dikeluarkan. Hal mendesak yang perlu diintervensi Presiden SBY adalah menghentikan penyidikan Polri terhadap Chandra dan Bibit. Demikian pendapat Eryanto Nugroho dari PSHK. (read more)
Rabu, 18 Maret 2009
Saya Bangga Menjadi Bagian SANTO YOSEF
Sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan perjalanan lembaga pendidikan Santo Yosef di Kota Lahat. Tanggal 19 Maret 2009 ini akan menjadi momentum Dies Natalis Santo Yosef, yang untuk SD sudah berumur 73 tahun, SMP berumur 71 tahun, dan SMA berumur 42 tahun. Perjalanan yang sudah berakar dan memberikan banyak kontribusi bagi banyak orang.
Ada satu yang bagi saya berkesan untuk diangkat:
Saya bangga menjadi bagian dari SANTO YOSEF.
Semangat berbagi, entah itu sebagai alumni atau mungkin bagi siswa-siswa yang masih di Santo Yosef. Kita sebagai bagian kesatuan keluarga besar. Kebersatuan itulah yang membentuk semangat ini. L'esprit de Corps. Kita sebagai satu kesatuan keluarga. Untuk itulah saya bangga menjadi bagian dari kesatuan ini.
Kebanggaan itu akan semakin berarti bila kita mampu menerapkannya sebagai manusia yang berbagi. Entah itu kepada manusia atau lingkungan sekitarnya. Maka, sudah saatnya juga alumni juga disapa dan dirangkul.
Kita membangun alumni yang saling mendukung, kompak, setia kawan, dan berbagi untuk sesamanya.
Kamis, 04 Desember 2008
Pisau Analisis Eksistensialisme
Untuk memahami suatu pengertian sesuai aslinya, dilakukan pembersihan. Obyek disaring dari hal-hal tambahan maupun cara pemahaman yang lain-lain. Ini disebut sebagai reduksi. Jadi ada hal-hal yang sedapat mungkin tidak perhatikan dulu.
Cara "memasak":
a. Unsur tradisi yaitu segala yang diajarkan oleh orang lain mengenai obyek bersangkutan disisihkan terlebih dahulu. Baik itu teori maupun hasil ilmu pengetahuan lainnya. Pembersihan ini melihat prasangka ygn secara prinsip tidak diuji lagi tetapi dikembalikan lagi pada otonomi manusia.
b. Obyek yang diteliti disebut 'fenomena' yang berisi data sederhana tanpa ditambah hal lain.
1. Fenomena alam itu fakta yang dilihat dalam observasi empiris yang dialami menurut kehadirannya tetapi juga bisa sebagai pengalaman rohani. Ini adalah struktur yang hakiki.
2.
Cara "memasak":
a. Unsur tradisi yaitu segala yang diajarkan oleh orang lain mengenai obyek bersangkutan disisihkan terlebih dahulu. Baik itu teori maupun hasil ilmu pengetahuan lainnya. Pembersihan ini melihat prasangka ygn secara prinsip tidak diuji lagi tetapi dikembalikan lagi pada otonomi manusia.
b. Obyek yang diteliti disebut 'fenomena' yang berisi data sederhana tanpa ditambah hal lain.
1. Fenomena alam itu fakta yang dilihat dalam observasi empiris yang dialami menurut kehadirannya tetapi juga bisa sebagai pengalaman rohani. Ini adalah struktur yang hakiki.
2.
Gerakan Eksistensialisme Kaum Muda
Eksistensialisme mengkritik masyarakat modern yang terlalu bersikap optimis terhadap kemajuan peradaban. Masyarakat modern semakin jaduh dari nilai martabat dan hak manusia. Orang mengejar prestasi produktivitas.
Dunia produksi dengan dunia konsumsi tidak memiliki persentuhan nyata, sehingga masyarakat mampu memproduksi tetapi tidak mampu menikmati. Sebaliknya, masyarakat yang mampu menikmati tetapi tidak menghasilkan. Produksi yang menumpuk dan konsumsi yang berlebihan bukanlah kenyataan yang sebenarnya.
Kaum muda merasakan situasi ini sebagai pengalaman konkret kehidupan sehari-hari. Mengamuknya massa dalam pertunjukan musik, keberingasan pelajar dalam tawuran massal, pertunjukan teater mahasiswa yang radikal. Ini adalah protes dan wujud frustasi mereka terhadap sitausi sosial yang ada.
Dengan situasi yang sesak ini mendorong kaum muda mengekspresikan dirinya. Ekspresi ini muncul sebagai upaya menunjukkan kebebasan individu. Salah satunya lewat seni sebagai ekspresi individual. Kesenian model ini mencerminkan idenitas pencipta seni dan membuka cakrawala baru dalam dunia seni yang berbeda dengan kesenian tradisional yang bersifat anonim.
Inilah salah satu wujud gerakan eksistensial kaum muda. Kaum muda menjadi subyek terhadap pemikirannya, bukan lagi obyek yang bersifat impersonal dan abstrak. Kaum muda mengekspresikan dirinya secara konkret dan sungguh dekat dengan kehidupan nyata mereka.
Dunia produksi dengan dunia konsumsi tidak memiliki persentuhan nyata, sehingga masyarakat mampu memproduksi tetapi tidak mampu menikmati. Sebaliknya, masyarakat yang mampu menikmati tetapi tidak menghasilkan. Produksi yang menumpuk dan konsumsi yang berlebihan bukanlah kenyataan yang sebenarnya.
Kaum muda merasakan situasi ini sebagai pengalaman konkret kehidupan sehari-hari. Mengamuknya massa dalam pertunjukan musik, keberingasan pelajar dalam tawuran massal, pertunjukan teater mahasiswa yang radikal. Ini adalah protes dan wujud frustasi mereka terhadap sitausi sosial yang ada.
Dengan situasi yang sesak ini mendorong kaum muda mengekspresikan dirinya. Ekspresi ini muncul sebagai upaya menunjukkan kebebasan individu. Salah satunya lewat seni sebagai ekspresi individual. Kesenian model ini mencerminkan idenitas pencipta seni dan membuka cakrawala baru dalam dunia seni yang berbeda dengan kesenian tradisional yang bersifat anonim.
Inilah salah satu wujud gerakan eksistensial kaum muda. Kaum muda menjadi subyek terhadap pemikirannya, bukan lagi obyek yang bersifat impersonal dan abstrak. Kaum muda mengekspresikan dirinya secara konkret dan sungguh dekat dengan kehidupan nyata mereka.
Label:
Cultural Studies,
Philo Sophia
Rabu, 03 Desember 2008
Masifikasi dan Kolektivisme [SK]
Kehilangan identitas atau menyembunyikan identitas individu dibalik identitas umum merupakan hal yang sangat dikhawatirkan SK. Hal ini menghilangkan ketunggalan pribadi manusia karena membuang individualitas, perbedaan-perbedaan pribadi, maupun penghayatan masing-masing subyek. Pribadi akan tergabung dalam pendapat-pendapat massa, sehingga pribadi menjadi terasing akan dirinya sendiri, teralienasi, dan tidak menjalani eksistensinya secara sejati. Ini merupakan pertarunggan melawan masifikasi, pertarungan menjadi massal, ini merupakan tirani kesamaan. Semua orang harus sama dan sependapat atas nama kolektivisme.
Massa atau kolektivitas, manusia bukan saja dirampas ketunggalannya, tetapi juga direduksi menjadi fraksi bahkan berkurang kesadaran tanggungjawabnya atau melemah rasa tanggung jawabnya diantara kerumunan itu. Manusia melupakan makna eksistensi dan lupa pentingnya mawas diri.
SK akhirnya menyatakan bahwa Subyektifitas merupakan Kebenaran Pertama. Dasar bagi eksistensi pribadi. Subyektifitas adalah TUGAS bagi setiap manusia.
"...becoming subjective is the task proposed to every human being."
Mengada sebagai manusia bukan hanya fakta, lebih dari itu. Eksistensi adalah tugas bagi manusia. Eksistensi itu dijalani dengan kesejatian sehingga tidak semu, sehingga menjadi sesuatu yang etis dan religius. Eksistensi itu disertai tanggung jawab- bukan seperti berlindung dibalik kedok massa. Jadi eksistensi sejati memungkinkan individu memilih dan mengambil keputusan serta bertindak atas tanggung jawabnya sendiri.
Publik massa adalah abstraksi dan bukan realitas. Yang berbahaya adalah ketika publik dianggap nyata. Misal, rakyat.... pertanyaannya rakyat yang mana?
"Publik, yang merupakan segala-galanya dan sekaligus ketiadaan, adalah kekuatan paling berbahaya dan yang paling berarti: orang bisa berpidato kepada seluruh bangsa atas nama publik, tetapi bagaimanapun publik adalah kurang artinya dibandingkan dengan seorang manusia tunggal, betapapun ia tak penting."
Orang sering berusaha untuk diperhitungkan dengan masuk dalam kelompok atau menggalang kekuatan bersama. Ini adalah bukti bahwa orang demikian tidak mampu untuk tampil sendiri secara berarti. Mengandalkan kekuatan massa adalah kelemahan etis.
Merupakan kekeliruan bila individu bergabung dalam suatu kelompok karena gagal tampil dengan kesejatiannya dan tanggung jawabnya sendiri.
Dari berbagai pemikiran eksistensialis: tekanan pada EKSISTENSI PRIBADI sebagai individu adalah yang paling menonjol. Kesamaan manusia hanyalah di hadapan Tuhan, bagi SK.
SK: Soren Kierkegaard
Referensi dari Fuad Hassan
Massa atau kolektivitas, manusia bukan saja dirampas ketunggalannya, tetapi juga direduksi menjadi fraksi bahkan berkurang kesadaran tanggungjawabnya atau melemah rasa tanggung jawabnya diantara kerumunan itu. Manusia melupakan makna eksistensi dan lupa pentingnya mawas diri.
SK akhirnya menyatakan bahwa Subyektifitas merupakan Kebenaran Pertama. Dasar bagi eksistensi pribadi. Subyektifitas adalah TUGAS bagi setiap manusia.
"...becoming subjective is the task proposed to every human being."
Mengada sebagai manusia bukan hanya fakta, lebih dari itu. Eksistensi adalah tugas bagi manusia. Eksistensi itu dijalani dengan kesejatian sehingga tidak semu, sehingga menjadi sesuatu yang etis dan religius. Eksistensi itu disertai tanggung jawab- bukan seperti berlindung dibalik kedok massa. Jadi eksistensi sejati memungkinkan individu memilih dan mengambil keputusan serta bertindak atas tanggung jawabnya sendiri.
Publik massa adalah abstraksi dan bukan realitas. Yang berbahaya adalah ketika publik dianggap nyata. Misal, rakyat.... pertanyaannya rakyat yang mana?
"Publik, yang merupakan segala-galanya dan sekaligus ketiadaan, adalah kekuatan paling berbahaya dan yang paling berarti: orang bisa berpidato kepada seluruh bangsa atas nama publik, tetapi bagaimanapun publik adalah kurang artinya dibandingkan dengan seorang manusia tunggal, betapapun ia tak penting."
Orang sering berusaha untuk diperhitungkan dengan masuk dalam kelompok atau menggalang kekuatan bersama. Ini adalah bukti bahwa orang demikian tidak mampu untuk tampil sendiri secara berarti. Mengandalkan kekuatan massa adalah kelemahan etis.
Merupakan kekeliruan bila individu bergabung dalam suatu kelompok karena gagal tampil dengan kesejatiannya dan tanggung jawabnya sendiri.
Dari berbagai pemikiran eksistensialis: tekanan pada EKSISTENSI PRIBADI sebagai individu adalah yang paling menonjol. Kesamaan manusia hanyalah di hadapan Tuhan, bagi SK.
SK: Soren Kierkegaard
Referensi dari Fuad Hassan
Langganan:
Postingan (Atom)